Kiswo, Kepala Desa Berugenjang, Kecamatan Undaan mengatakan, bahwa masyarakat Kudus saat ini sudah banyak meninggalkan budaya mereka, yaitu mengedepankan budaya gotong royong. Semua itu berbanding lurus pada saat Kota Kudus belum banyak mengenal industri. Dengan aktifitas bekerja yang sangat luar biasa padatnya.
Selain itu, kata dia, pemberdayaan masyarakat juga harus dikembangkan. Sehingga timbul sebuah kemampuan masyarakat mandiri dalam segala sektor. Menurutnya, sumber daya manusia (SDM) di Kudus sangat baik dan maju. Namun dari situ, harus muncul pemberdayaan yang tepat sasaran dan guna. Sehingga memunculkan ideologi yang kuat.
”Tidak dapat dipungkiri, saat ini masyarakat sangat bersaing untuk mendapatkan semua yang dibutuhkan. Dari sini, muncul masyarakat yang homogen. Apabila masyarakat menjadi homogen dan nilai-nilai budaya gotong royong mulai ditinggalkan. Maka masyarakat akan kehilangan etika moral,” paparnya.
Dengan banyaknya perusahaan industri. Ditambah dengan daya beli masyarakat yang tinggi, sehingga menimbulkan sebuah perputaran uang yang tinggi pula. Ini menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya kemajuan pesat di Kudus.
Selain itu, faktor kreativitas masyarakat dalam mengembangkan usahanya juga menjadi pendorong kemajuan di Kota Kudus. ”Banyak pengusaha yang menjadi kebanggaan Kota Kudus. Semuanya mempunyai konsep usaha yang sangat baik,” ujarnya.
Menurutnya, birokrasi yang ada juga sudah baik. Sudah ada peningkatan dari tahun ketahun. Misalnya diperlihatkan dengan pembangunan jalan, pelayanan masyarakat yang mulai maksimal. Namun, sebagai salah satu perangkat desa, dirinya tidak akan puas sampai di sini.
”Saya tidak akan berhenti untuk membuat kota saya tercinta ini, untuk selalu menjadi kebanggan. Saya harus memulai dari diri sendiri, dengan bekerja lebih giat. Tidak hanya itu, saya harus membuat kota ini semakin maju, terutama di desa-desa. Seperti desa saya Berugenjang,” tuturnya.
Dia menambahkan, meski Kudus adalah kota kecil dengan banyak industri, namun semuanya sudah ditata dengan baik dan rapi. Tidak ada kesemrawutan dalam penataan kota. Ini dapat dilihat dari tata letak tempat, bagi industri dengan skala besar.
Namun baginya, dari semua itu harus ada keseimbangan yang baik di antara alam dan industri. Industri yang ada, haruslah mengedepankan alam secara berkesinambungan. ”Alam harus dijaga, tidak bisa asal mengabaikan alam. Bahwa ruang terbuka hijau itu sangat penting untuk diperhatikan. Tidak bisa semerta-merta meninggalkan fungsi alam,” katanya.
Banyak faktor yang membuat banyak lahan warga dijual dan perlahan kota ini kehilangan lahan, yang digunakan sebagai lahan terbuka hijau. Salah satunya adalah faktor ekonomi warga. Dia menjelaskan, faktor ekonomi ini menjadi yang utama. Dikarenakan masyarakat sangat membutuhkan uang dan adanya kesempatan.
”Kesempatan yang dimaksud adalah, saat lahan tidur yang terletak di pinggir jalan. Hal itu akan dilirik oleh para pengembang usaha, karena letaknya yang besebelahan dengan badan jalan. Sehingga pelaku industri akan berupaya untuk membeli lahan tersebut, untuk dijadikan pabrik atau kawasan industri,” jelasnya.
Dia berharap, untuk dewan yang baru, bisa lebih mengalakan pembuatan ruang terbuka hijau. Yang sangat bayak manfaatnya bagi masyrakat bahkan untuk kesinambungan dengan alam itu sendiri.
Selain itu, dia berharap untuk para abdi negara selalu mengedepankan kepentingan masyarakat umum. ”Ini bukan hanya harapan saya, namun juga seluruh masyarakat tentunya. Mengenai ruang terbuka hijau harus lebih lagi dicanangkan sebagi program kerja dan memberdayakan lahan tidur, untuk ruang terbuka hijau. Dan yang satu lagi, bagi seluruh pelayan masyarakat harus lebih mengedepankan kepentingan umum termasuk saya,” tutup Kiswo. (Wahyu Kristianto/ Titis Ayu)
Sumber: Murianews.com
Bagikan
Ruang Terbuka Hijau di Kudus Harus Lebih Banyak Lagi
4/
5
Oleh
Desa Berugenjang
1 komentar:
Tulis komentarSilakan berkomentar di sini
Reply